Friday, November 21, 2008

MENJADI PEMILIH CERDAS

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan pesta demokrasi bangsa Indonesia sebagai proses pergantian kepemimpinan nasional. Demokrasi berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemahaman ini mempunyai arti bahwa kekuasaan negara sepenuhnya berada ditangan rakyat yang pelaksanaannya dilakukan oleh wakil-wakilnya yang dipilih melalui Pemilihan Umum (Pemilu).

Melalui Pemilihan Umum (Pemilu) rakyat memilih wakil-wakilnya (DPR RI, DPRD PROVINSI, DPRD KABUPATEN / KOTA dan DPD) guna menyalurkan aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat melalui pembuatan kebijakan untuk peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pemilihan Umum (Pemilu) dapat disebut “Pesta Rakyat” karena pada momentum itulah rakyat menentukan masa depan Indonesia untuk 5 tahun kedepan. Ini berarti pemerintahan dibentuk berdasarkan keinginan dan kepercayaan dari rakyat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat untuk pro aktif dan sadar politik menjadi keharusan agar kualitas Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi lebih baik, yakni Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Pemilu 2009 harus membawa perubahan yang lebih baik bagi kehidupan sosial politik masyarakat. Karena itu, peran mayarakat – bagaimanapun beratnya tantangan yang dihadapi – menjadi sangat penting. Pendidikan Pemilih (Voter Education) harus senantiasa digalakkan guna menghasilkan pemilih-pemilih yang cerdas, yakni pemilih yang sadar akan pentingnya kualitas demokrasi demi perbaikan nasib bangsa Indonesia kedepan.

Istilah 5 menit didalam bilik suara, menentukan 5 tahun kehidupan bangsa Indonesia memiliki makna bahwa suara rakyat dalam pemilu sangat berarti dan menentukan bagi arah perjalanan bangsa. Jangan hanya karena materi yang sifatnya sesaat kemudian mengorbankan nasib bangsa tercinta ini.

Pemilih yang cerdas adalah pemilih yang menggunakan prinsip APIT. Amati, Pilih, Ikuti dan Tagih.

Awali pilihan kita dengan AMATI calon-calon yang ada, apakah calon tersebut bersih dari KKN, Peduli dan ingin memperjuangkan aspirasi rakyat.

PILIH berarti berikan suara kepada orang yang diyakini mampu memperjuangkan aspirasi. Hasil pengamatan terhadap daftar calon bermanfaat untuk menenukan dan menjatuhkan pilihan kita kepada calon-calon wakil rakyat.

IKUTI mengandung pengertian bahwa pemilih harus senantiasa mengawal kebijakan anggota legislatif yang didukungnya. Langkah ini perlu agar kepercayaan yang diberikan tidak disalahgunakan. Dengan mengikuti segala tindakan orang yang dipilih, maka akan dapat mengetahui sejauh mana perjuangan wakil tersebut terhadap aspirasi rakyat yang memilihnya.

Terakhir, TAGIH jani-janji yang telah disampaikan. Hal ini untuk mendorong wakil yang dipilih untuk menjalankan agenda dan janji yang telah diucapkan ketika kampanye.

Maka, menjadi tugas segenap rakyat Indonesia untuk mengawal penyelenggaraan Pemilu berkualitas, menuju Negara Indonesia yang demokratis dan beradab….

By: Eko Sumarsono

Menuju Puncak Sukses

Setiap orang ingin sukses ! Tidak hanya sekedar sukses, tapi benar-benar bisa meraih puncak sukses…... !! Tidak hanya sekedar cukup, tapi ingin berlebih dan kaya raya…... !! Tidak hanya sekedar sehat, tapi ingin benar-benar bugar…... !! Tidak ingin sekedar berkeluarga, tapi ingin benar-benar membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintai…... !!. Tidak hanya sekedar hidup, tapi ingin berarti bagi sesamanya…... !!. Tidak ingin biasa-biasa saja, tapi ingin mencapai kemaksimalan dalam hidup ini…... !!. Tidak ingin hanya berada dilereng, tapi ingin meraih puncak sukses…... !!

Itulah hakekat hidup yang sebenarnya, yakni dapat memberikan sesuatu yang terbaik bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun. Namun sering kali keingininan hanya sebatas mimpi tanpa bisa terwujud hanya karena kegagalan yang sifatnya sementara dan membuat apatisme untuk berbuat dan berbuat lagi.


Untuk meraih puncak sukses, ada cerminan dari empat (4) kelompok para pendaki gunung untuk menjadi kajian bersama.

1. Kelompok Pecundang

Sebenarnya orang ini ingin menikmati pemandangan yang luar biasa diatas puncak. Namun ketika melihat gunung yang menjulang tinggi didepannya, dia mengurungkan niatnya. Tidak berani naik karena takut capai, takut seandainya terjadi sesuatu ditengah perjalanan, takut kalau gagal ditengah jalan, dan banyak yang ditakutkan sehingga tidak melangkah sama sekali. Hidupnya hanya dikuasai oleh pikiran negatif.

Banyak orang yang memiliki mentalitas seperti ini. Ingin sukses, ingin kaya, ingin bahagia dan punya banyak keinginan. Tapi sayang, semua hanya sekedar keinginan dan tidak memiliki cukup keberanian untuk mewujudkannya.

Tentu saja mentalitas negatif seperti itu perlu dihindari. Jika ingin meraih puncak sukses, jangan biarkan segala bentuk ketakutan menghambat langkah. Jangan biarkan takut ditolak, takut dihina, takut diremehkan, takut kegagalan dan ketakutan-ketakutan yang lain. Lalu bagaimana agar mampu mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut? Tidak ada pilihan lain kecuali harus melangkah sampai ke puncak sukses.

2. Kelompok yang Mudah Menyerah

Kelompok kedua ini memulai petualangannya dengan semangat yang luar biasa. Namun, ketika baru saja sampai dilereng pegunungan mereka mulai menggerutu karena lelah dan hawa dingin yang begitu menusuk. Mereka memutuskan untuk berhenti karena merasa pendakian itu terlalu berat. Tentu saja mereka yang memutuskan untuk berhenti dilereng bukanlah pendaki sejati.

Untuk mencapai sukses ada kalanya menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Godaan untuk berhenti dan menyerah kerap kali muncul ketika mengalami kesulitan. Tapi ingatlah impian-impian untuk meraih puncak sukses. Bayangkan kesuksesan yang akan didapat ketika berada dipuncak. Bayangkan segala hal-hal yang akan membuat terus bertahan dan tidak akan pernah berhenti…!

3. Kelompok yang Berpuas Diri

Kelompok yang ketiga ini berhasil naik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kedua. Kelompok ini tidak menyerah ketika menghadapi medan yang sulit maupun hawa dingin yang menusuk. Kelompok ini tetap bersemangat untuk mencapai pemandangan yang indah. Sampailah kelompok ini disuatu tempat yang cukup indah pemandangannya, ada bunga edelwis disana-sini, demikian juga tempatnya cukup nyaman untuk beristirahat. Mereka sangat senang dengan pendakian yang telah mereka capai, itu sebabnya mereka memutuskan untuk berhenti. Buat apa mendaki lebih tinggi kalau dari tempat itu mereka sudah melihat pemandangan yang cukup bagus?

Jangan biarkan “keindahan edelwis” dan “sedikit pemandangan” jadi berpuas diri yang akhirnya membuat tidak pernah mencapai puncak sukses. Kesuksesan yang didapat saat ini tidak boleh membuat berpuas diri. Terus melangkah hingga mencapai puncak sukses !!

4. Kelompok Pemenang Sejati

Semakin tinggi puncak yang didaki, akan semakin berat pula halangan dan tantangan. Namun, semakin tinggi puncak yang didaki maka semakin indah juga pemandangannya. Jikia ingin meraih puncak sukses, jangan pernah bersedia dihentikan oleh apapun dan siapaun juga. Jangan pernah bersedia dihentikan dengan penolakan, kegagalan, gosip, iri hati, pemecahbelahan atau rasa sakit yang dialami. Demikian juga, jangan pernah bersedia dihentikan oleh “edelwis” atau rasa berpuas diri saat mengecap sedikit kesuksesan. Raih puncak sukses, miliki mental pemenang…..!!!!

Eko Sumarsono, ST