Sunday, March 9, 2008

AROGAN

Pada suatu malam, penulis bertemu kembali dengan sahabat Liang Hwa yang kemudian dia bercerita kembali tentang satu kisah...

Di suatu kampung, hiduplah seorang pemuda yang mempunyai hobi mengadu anjing. Guna menyalurkan hobinya, pemuda tersebut kemudian membeli seekor anjing berukuran besar, dari keturunan petarung dan lain-lain, pokoknya tidak ada yang kurang dari anjing tersebut. Anjing tersebut kemudian di beri nama Raja.

Raja ternyata mempunyai bakat petarung yang luar biasa. Setelah melewati masa gemblengan yang cukup berat dari sang pemuda, akhirnya raja menjadi anjing petarung yang tiada dua nya di kampung tersebut. Setiap anjing yang melihat raja kemudian lari terbirit-birit. Bahkan suatu ketika saat sang pemuda mengajak raja berkeliling kampung, anjing-anjing yang lain begitu melihat raja langsung tertunduk takut. Boleh dikata, setiap anjing di kampung tersebut hanya mencium bau raja saja sudah ketakutan

Sang pemuda menjadi bosan dengan hal tersebut karena tidak ada anjing yang bisa di adu dengan raja, yang tentunya sang pemuda tidak bisa menyalurkan hobi yang ia miliki. Kemudian pemuda menantang anjing-anjing di kampung sekitar untuk diadu dengan raja. Namun yang terjadi sama dengan dikampungnya, setiap anjing yang diadu dengan raja menuai kekalahan, bahkan tidak sedikit yang sampai mati. Begitu juga dikampung-kampung yang lain.

Karena tidak ada anjing yang bisa mengalahkan raja, sang pemuda menjadi sombong dan arogan. Setiap melihat anjing yang lain dia mengatakan bahwa anjing-anjing itu tidak berdaya, tidak mempunyai kemampuan, hanya sebagai pecundang dan lain sebagainya....

Ketika melewati pinggiran hutan, sang pemuda melihat ada seorang kakek yang sedang beristirahat di sebuah gubuk dan dilihatnya dia memiliki seekor anjing yang besar tapi sudah tua karena bulu-bulu di tubuhnya sudah rontok semua. Pemuda kemudian membangunkan si kakek. “kek..., bangun sebentar aku ingin mengadu anjing ku dengan anjing yang kakek miliki itu” kata pemuda. “Jangan nak..., aku sudah tua dan dia pun juga sudah tua. Lihatlah betapa bulu-bulunya sudah rontok semua. Kami sudah pensiun...” jawab kakek. “Tidak kek, pokoknya bisa nggak bisa aku ingin mengadu anjingku dengan anjing yang kakek miliki. Aku tidak puas ketika melihat ada seekor anjing tapi belum pernah dikalahkan oleh raja, anjingku. Dia paling hebat di dunia ini dan dia tidak terkalahkan” tantang pemuda dengan kesombongan dan kearoganannya. “Baik.. kalau engkau memaksa maka aku tidak bisa memilih. Ajak dia bermain-main sebentar panglima” kata raja lalu memberikan perintah kepada binatang kesayangannya.

Begitu mendapat perintah dari tuannya, tanpa basa-basi lagi raja dan panglima kemudian langsung saling serang-menyerang. Terjadi pertempuran yang sangat hebat. Satu menit…, dua menit… dan tiga menit telah berlalu. Sang Raja jatuh tersungkur, dan ketika di dekati oleh pemuda ternyata raja tewas dengan tubuh tercerai berai…

Pemuda menjadi heran dengan anjing si kakek, meski sudah tua dan tidak mempunyai bulu lagi namun bias mengalahkan raja dalam waktu yang sangat singkat. “Kek, apa jenis anjing kakek kok begitu mudah bisa mengalahkan raja, padahal di sudah tua sekali. Kakek beli dimana? Kakek beri dia makanan apa? Cara melatihnya bagaimana? “ tanya pemuda dengan menggebu-gebu. “Aku tidak tahu itu jenis anjing apa nak..., tidak ada perlakuan istimewa yang aku berikan kepadanya. Yang aku tahu Cuma satu, anjing yang anak sebutkan itu saat masih banyak bulunya disebut SINGA...” jawab kakek.

O... pantes aja si raja begitu mudah dikalahkah....he....he....he.... kata temenku Liang Hwa mengakhiri ceritanya.

Makna dari cerita tersebut adalah bahwa diatas kekuatan kita masih ada kekuatan lain yang mungkin kita tidak tahu dalam bentuk apa tapi belum apa-apa sudah sering kali kita remehkan keberadaannya. Diatas langit masih ada langit. Manusia diciptakan pasti mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Itu tidak bisa terbantahkan lagi. Hendaknya dengan kekuatan tersebut tidak menjadikan kita sombong dan arogan, apalagi hanya untuk menindas sesama, untuk kepentingan pribadi, untuk memuaskan nafsu hewanismenya.....

E-sms

No comments: